Rabu, 23 Februari 2011

TENAGA KEPENDIDIKAN

2011, Pendidikan Profesi Guru Tak Jelas

Pendidikan profesi guru dalam jabatan pertengahan 2011 ini terancam terkatung-katung. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang ditunjuk pemerintah masih menunggu kejelasan pelaksanaan hingga pendanaan.

Wakil Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indonesia, Bedjo Sujanto, mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan penanggung biaya pendidikan profesi guru (PPG) itu.

"Jika guru yang harus bayar, kasihan. Nanti hanya guru mampu yang ikut. Tidak adil," kata Bedjo yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta, Senin (21/2/2011).

Hal sama diungkapkan Rektor IKIP PGRI Semarang, Muhdi.

"Banyak yang belum jelas, apakah guru mendaftar langsung ke LPTK atau dinas pendidikan. Juga soal biaya. Kami tunggu kepastian pemerintah, baru menjaring peserta PPG," kata dia.

Pendidikan profesi guru yang dimaksud hanya bisa diikuti guru-guru dalam jabatan yang masuk database Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. Untuk guru SD memenuhi kualifikasi pendidikan D-IV/S-1, PPG enam bulan. Adapun guru SMP/SMA sederajat atau guru bidang studi butuh satu tahun.

Penyelenggaraan PPG untuk mempercepat penyelesaian sertifikasi guru yang harus tuntas tahun 2015. November tahun lalu, tercatat 800.000 dari 2,6 juta guru yang disertifikasi lewat penilaian berkas (portofolio).

Pelaksanaan sertifikasi lewat penilaian portofolio, juga pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) sekitar sembilan hari dibiayai penuh pemerintah. Untuk PPG guru dalam jabatan, justru guru yang harus membiayai sendiri. (ELN)



sumber:http://edukasi.kompas.com/read/2011/02/22/10574324/2011.Pendidikan.Profesi.Guru.Tak.Jelas

Minggu, 13 Februari 2011

Lunturnya Penanaman Nilai Pendidikan Agama Anak Sejak Usia Dini

oleh: Inom Nasution


Fenoma saat sekarang ini, banyak di kalangan orang tua bangga terhadap anaknya yang berhasil pada usia dini. Keberhasilan dimaksud adalah orang tua bangga bila anaknya dapat berbahasa inggris, menjadi model, menyanyi, menari, berhitung sempoa dan lain sebagainya.
Tapi mereka lupa akan kebanggaan anak dapat melaksanakan sholat dengan baik, bisa azan yang baik, dapat melaksanakan puasa, hapal ayat-ayat pendek dan lain sebaginya yang berkaitan dengan agama. Mereka lupa menanamkan nilai-nilai agama pada anak sejak usia dini. Padahal selayaknyalah orang tua menanamkan nilai-nilai agama sejak dini agar tertanam di dalam hatinya keyakinan akan ke Esaan Allah SWT, kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan kegemaran membaca kita suci Alqur’anul karim.
Dikalangan remaja saja saat ini, bila kita amati pada saat hari jumat dan bulan suci ramadan. Penghuni mesjid pada saat sholat jumat masih didominasi orang tua. sementara anak muda atau remaja masih banyak berkeliaran pada saat umat islam melaksanakan ibadah sholat jumat. Banyak dikalangan remaja muslim kurang menyadari arti pentingnya sholat jumat. Mereka beranggapan bahwa sholat jumat miliknya orang tua, persepsi yang keliru.
Demikian juga bila kita perhatikan pada saat bulan ramadan, penghuni masjid juga masih didominasi oleh kalangan orang tua. Sebab anak-anak muda juga beranggapan yang sama bahwa masjid di bulan ramadan hanya miliknya orang tua saja.
Semua ini tidak terlepas dari didikan dan asuhan orang tua sejak dini. Bagaimana seharusnya orang tua menanamkan nilai-nilai pendidikan agama pada anak sejak usia dini. Memberikan contoh yang baik dalam keluarga bagaimana cara melaksanakan dan mengerjakan sholat yang baik. Melaksanakan puasa di bulan ramadan, berakhlak yang baik, menanamkan agar anak gemar membaca. Semua ini tidak terlepas dari peran oarantua dalam menenamkan nilai pendidikan agama sejak usia dini. Agar anak kelak dimasa depan tidak kehilangan agama sebagai pegangan hidup.
Bila kita perhatikan lagi, saat ini pada pendidikan madrasah sekalipun. Anak-anak yang belajar di madrasah masih banyak yang belum dapat melaksanakan sholat lima waktu dengan sempurna. Diantara mereka hanya dapat mengerjakan sholat ada yang 2, 3 kali sehari semalam. Padahal kita tau sholat itu 5 kali sehari semalam. Belum lagi pada saat bulan ramadan, diantara mereka bahkan tidak melaksanakan puasa selama bulan ramadan, masya Allah....
Bila keadaan ini terus berlanjut, tipis harapan para anak muda dapat menegakkan dan meneruskan agama islam di muka bumi ini. Selayaknyalah orang tua, maupun sekolah saling mendukung untuk menanamkan nilai pendidikan agama pada anak. Agar pendidikan agama selalu melekat pada diri anak dan tidak mudah luntur oleh perkembangan zaman.