Senin, 18 Februari 2013

Perpustakaan sekolah mendukung mutu sekolah



Perpustakaan merupakan hal yang sering teraibaikan oleh sekolah. Banyak sekolah beranggapan bahwa perpustakaan sekolah bukan dari bagian proses pembelajaran. Sehingga perpustakaan di sekolah hanya di jadika sebgai gudang tempat menyimpan barang-banrang ynag tidak terpakai. Ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dan wawasan kepala sekolah dalam memanfaatkan perpustkaan sekolah.
Banyak hal yang dapat dilakukan dengan perpustakaan sekolah bila dikelola dengan baik. Diantaranya dapat menumbuhkan minat baca siswa, guru-guru dan personil sekolah lainnya. Bila perpustakaan sekolah dikelola dengan benar, perpustakaan sekolah juga dapat turut mendukung mutu sekolah.
Mutu sekolah yang berkualitas dapat di amati dari berfungsinya perpustakaan sekolah. Bagaimana siswa dan guru dapat bekerja sama untuk memanfaatkan perpustakaan sebgai sumber belajar. Sumber belajar ini tidak hanya diperoleh di dalam kelas tapi perpustakaan juga dapat dijadikan sebgai sumber belajar pertama  dalam proses pemebelajaran.
Para ilmuwan dapat mengembangkan pengethuannya  secara luas di sebabkan karena tingginya minat baca yang dimiliki. Sehingga apa-apa yang ingin di cari di peroleh dari perpustakaan sebgai sumber belajar.
Banyak para ilmuawan yang kecepatan membacanya sangat tinggi serta minat bacanya juga sangat spektakuler, misalnya seperti B.J. Habibie, Ir.Soekarno. Tokoh-tokoh lainnya masih banyak lagi yang dapat  kit abaca dalam perpustakaan sebagai sumber pengetahuan.
Sekolah hendaknya dapat memanfaatkan perpustakaan sebabagai sumber belajar. Perpustakaan dapat dikelola dengan optimal sehingga akan berdampak pada minat dan mutu pendidikan sekolah.
Semoga bermanfaat

Perpustakaan sekolah mendukung mutu sekolah



Perpustakaan merupakan hal yang sering teraibaikan oleh sekolah. Banyak sekolah beranggapan bahwa perpustakaan sekolah bukan dari bagian proses pembelajaran. Sehingga perpustakaan di sekolah hanya di jadika sebgai gudang tempat menyimpan barang-banrang ynag tidak terpakai. Ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dan wawasan kepala sekolah dalam memanfaatkan perpustkaan sekolah.
Banyak hal yang dapat dilakukan dengan perpustakaan sekolah bila dikelola dengan baik. Diantaranya dapat menumbuhkan minat baca siswa, guru-guru dan personil sekolah lainnya. Bila perpustakaan sekolah dikelola dengan benar, perpustakaan sekolah juga dapat turut mendukung mutu sekolah.
Mutu sekolah yang berkualitas dapat di amati dari berfungsinya perpustakaan sekolah. Bagaimana siswa dan guru dapat bekerja sama untuk memanfaatkan perpustakaan sebgai sumber belajar. Sumber belajar ini tidak hanya diperoleh di dalam kelas tapi perpustakaan juga dapat dijadikan sebgai sumber belajar pertama  dalam proses pemebelajaran.
Para ilmuwan dapat mengembangkan pengethuannya  secara luas di sebabkan karena tingginya minat baca yang dimiliki. Sehingga apa-apa yang ingin di cari di peroleh dari perpustakaan sebgai sumber belajar.
Banyak para ilmuawan yang kecepatan membacanya sangat tinggi serta minat bacanya juga sangat spektakuler, misalnya seperti B.J. Habibie, Ir.Soekarno. Tokoh-tokoh lainnya masih banyak lagi yang dapat  kit abaca dalam perpustakaan sebagai sumber pengetahuan.
Sekolah hendaknya dapat memanfaatkan perpustakaan sebabagai sumber belajar. Perpustakaan dapat dikelola dengan optimal sehingga akan berdampak pada minat dan mutu pendidikan sekolah.
Semoga bermanfaat

Perpustakaan sekolah mendukung mutu sekolah



Perpustakaan merupakan hal yang sering teraibaikan oleh sekolah. Banyak sekolah beranggapan bahwa perpustakaan sekolah bukan dari bagian proses pembelajaran. Sehingga perpustakaan di sekolah hanya di jadika sebgai gudang tempat menyimpan barang-banrang ynag tidak terpakai. Ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dan wawasan kepala sekolah dalam memanfaatkan perpustkaan sekolah.
Banyak hal yang dapat dilakukan dengan perpustakaan sekolah bila dikelola dengan baik. Diantaranya dapat menumbuhkan minat baca siswa, guru-guru dan personil sekolah lainnya. Bila perpustakaan sekolah dikelola dengan benar, perpustakaan sekolah juga dapat turut mendukung mutu sekolah.
Mutu sekolah yang berkualitas dapat di amati dari berfungsinya perpustakaan sekolah. Bagaimana siswa dan guru dapat bekerja sama untuk memanfaatkan perpustakaan sebgai sumber belajar. Sumber belajar ini tidak hanya diperoleh di dalam kelas tapi perpustakaan juga dapat dijadikan sebgai sumber belajar pertama  dalam proses pemebelajaran.
Para ilmuwan dapat mengembangkan pengethuannya  secara luas di sebabkan karena tingginya minat baca yang dimiliki. Sehingga apa-apa yang ingin di cari di peroleh dari perpustakaan sebgai sumber belajar.
Banyak para ilmuawan yang kecepatan membacanya sangat tinggi serta minat bacanya juga sangat spektakuler, misalnya seperti B.J. Habibie, Ir.Soekarno. Tokoh-tokoh lainnya masih banyak lagi yang dapat  kit abaca dalam perpustakaan sebagai sumber pengetahuan.
Sekolah hendaknya dapat memanfaatkan perpustakaan sebabagai sumber belajar. Perpustakaan dapat dikelola dengan optimal sehingga akan berdampak pada minat dan mutu pendidikan sekolah.
Semoga bermanfaat

Jumat, 01 Februari 2013

Kurikulum 2013, Upaya Menumbuhkan Minat Baca Siswa dan Guru




Oleh; Inom Nasution

Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya memperbaiki kurikulum pendidikan.dengan alasan bahwa KTSP menyebabkan banyaknya siswa tawuran dan  benyaknya buku yang dibawa siswa ke sekolah sehingga menyebabkan KTSP tidak sesuai lagi dengan perkembangan saat ini . Serta sedikitnya jam belajar di sekolah dan kurang kreatifnya siswa dalam belajar. Kurikulum yang baru ini nantinya akan memudahkan guru dalam mengajar dan siswa dituntut untuk lebih kreatif dalam belajar. Harapan ini sesungguhnya sangat baik. Tetapi apakah sudah menjadi jaminan bila kurikulum di rubah maka mutu pendidikan akan meningkat?
Banyak kalangan meragukan kurikulum baru ini akan berjalan dengan lancar dan baik. Bila pelaksana kurikulum yakni guru  sendiri tidak memiliki kemampuan dan kemauan dalam mengelola pembelajaran. Walaupun ada rencana pemerintah melatih guru sebelum melaksanakan kurikulum yang baru.  Setiap kali ganti kurikulum bila tidak di iringi dengan kualitas guru maka pelaksanaan kurikulum akan tetap seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Saat ini yang kita butuhkan bukan perubahan kurikulum, tetapi guru dan budaya belajar. Guru harus menjadi sosok yang mandiri dan teladan manusia merdeka yang tidak mudah diintimidasi oleh birokrat pendidikan, dan wali murid. Pembinaannya harus dilakukan oleh organisasi profesi guru bukan oleh pemerintah. Guru harus dipandang sebagai tenaga professional yang bekerja dengan berpedoman pada kode etik guru.
Budaya belajar yang tinggi terlihat dari minat baca yang tinggi pula. Saat ini minat baca anak Indonseia sangat rendah, khususnya anak-anak masih rendah. Hasil suevei PBB untuk pendidikan sains dan kebudayaan (UNESCO) menyebutkan indeks membaca masyarakat indonesia yang baru sekitar 0,001. Artinya dari 1000 penduduk hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca tinggi. Angka ini sangat jauh bila dibandingkan minat baca Singapura yang memiliki indeks 0,45. (Waspada, 6 November 2012).
Sejalan dengan pendapat Daniel M.Rosyid bahwa budaya belajar dapat dikembangkan dengan sederhana. Mulailah dengan membangun budaya membaca yang sehat. Sediakan layanan perpustakaan yang baik, dengan koleksi buku yang bermutu, serta akses internet yang memadai hingga tingkat kecamatan. Kemudian hargai pengalaman dan praktek murid sehari-hari menjadi bagian dari diskusi kelas. Kembangkan budaya menulis, lalu beri kesempatan luas untuk berbicara. Begitulah budaya belajar di sekolah dibentuk. Jadikan sekolah sebagai tempat murid belajar, bukan sekedar tempat guru mengajar, dan statistik kelulusan ujian diukur untuk kepentingan birokrasi. (http://www.bincangedukasi.com/)
            Budaya belajar guru akan terbentuk dalam proses belajar mengajar. Bagimana guru mengajar. Siswa akan memaknai proses belajar dikelas yang diteladani dari guru dan ditunjukkan oleh perubahan belajar siswa baik dalam sikap dan praktek kehidupan sehari-hari.  Proses belajar yang seperti ini tidaknya dapat terwujud dengan membudayakan membaca di sekolah.
Sekolah setidaknya dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat baca dan guru dengan meyediakan perpustakaan sekolah. Sekolah yang bermutu bukan hanya untuk menjuarai lomba-lomba sains atau lulus ujian nasional.
Dengan kurikulum 2013 minat baca guru dan siswa akan membudaya. Sebab dalam kurikulum ini guru dituntut menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, transformatif dan efektif. Sementara siswa dituntut supaya kreatif dan inovatif dalam belajar. Hal-hal seperti ini yang tertuang dalam kurikulum  akan terwujud bila siswa dan guru sama-sama memiliki minat baca.