Sabtu, 10 November 2012

Sekolah; Pembinaan Minat Baca Anak




Oleh; Inom Nasution

Sekolah merupakan tempat orang-orang menggali dan menuntut ilmu pengetahuan. Di sekolah pula tempat berkumpulnya siswa dari berbagai status sosial. Walau banyak yang berbeda namun sekolah dapat menyatukan berbagai perpedaan. Sehingga semua warga sekolah (siswa) dapat duduk dan belajar bersama dalam meraih cita-cita. Untuk meraih cita-cita diperlukan banyak membaca , baik di rumah maupun di sekolah. `
Di sekolah membaca merupakan kewajiban dalam menggali ilmu pengetahuan yang diberikan guru. Semua pelajaran yang disampaikan guru wajib dikaji dan didalami dengan membaca berbagai buku. Buku yang  ada diperpustakaan sekolah harus dapat dimanfaatkan siswa untuk memperdalam pengetahuannya. Di rumah orangtua juga dapat menyediakan perpustakaan keluarga. Koleksi buku yang disediakan keluarga dapat membantu anak dalam memperdalam dan memperkaya ilmu pengetahuan.
Kebiasaan-kebiasaan membaca di sekolah dan di rumah dapat meningkatkan budaya baca bangsa yang berkualitas. Suatu bangsa yang berkualitas dapat dilihat dari tingginya minat baca anak, guru, orangtua ataupun masyarakat.
Di Indonesia minat baca anak masih rendah. Hasil survey PBB untuk pendidikan, sains, dan kebudayaan (UNESCO) menyebutkan indeks membaca masyarakat Indonesia yang baru sekitar 0,001 (Waspada, 6 November 2012).  Artinya dari seribu penduduk hanya ada satu orang yang memiliki minat baca tinggi. Angka ini sangat jauh bila dibandingkan minat baca Singapura yang memiliki indeks membaca 0,45.
Keadaan seperti ini akan sulit membawa bangsa ini menuju manusia yang berkualitas. Bukankah salah satu ciri bangsa yang berkualitas menunjukkan tingginya minat baca siswa, guru, orangtua dan masyarakat ? membaca bukan hanya dianjurkan pada anak, akan tetapi orangtua dan guru yang pertama memberikan contoh baca yang baik.
Perintah Allah yang pertama dalam surat Al-Alaq ayat 1 artinya “ Bacalah Ayat ini menandakan bahwa kita manusia wajib membaca. Wahyu pertama tersebut merupakan perintah membaca yang komprehensif: membaca  dan menelaah semesta,   membaca dan  menelaah diri; membaca dan  menelaah yang telah tertulis,  serta  membaca dan  menelaah yang tidak tertulis.
Telaah terbukti dalam sejarah, Plato, Aristoteles merupakan contoh pembaca dan penulis di zaman kejayaan Yunani-Romawi yang jejak tulisannya ada sampai sekarang.
Ibnu Rusydi (Avero), Ibnu Sina (Avesina), Aljabar, Al-Ghazali adalah pembaca dan penulis zaman kejayaan Islam yang jejak tulisannya abadi sampai sekarang.
Berdasarkan contoh para pembaca dan penulis ini  merupakan tokoh yang patut ditiru, dicontoh supaya anak-anak gemar membaca dan menulis. Membaca tidak hanya dijadikan sebagai anjuran atau paksaan sekolah/guru saja, tetapi membaca menjadi kebutuhan dalam diri.
Sekolah dan orangtua dapat melaksanakan beberapa hal dalam membina minat baca siswa. Di sekolah dapat dilaksanakan seperti ; (1) Perpustakaan sekolah harus menyediakan buku-buku bacaan yang menarik bagi siswa seperti novel, sastra, komik dan lainnya yang sesuai dengan usia.(2) guru dapat memberi banyak tugas untuk membaca sesuai dengan tugas yang diberikan pada siswa.
(3) guru atau sekolah dapat memberi reward (penghargaan) pada siswa yang banyak membaca buku. (4)  perpustakaan atau sekolah dapat mengadakan perlombaan membaca, supaya anak yang kurang minat bacanya akan tertarik untuk meningkatkan baca.(5)  guru maupun orang tua dapat memberi contoh membaca. Di sekolah maupun  anak dapat melihat guru-guru gemar membaca. Misalnya setelah guru membaca satu buku guru dapat menceritakan isi buku yang telah dibacanya. Sehingga membuat anak penasaran dengan apa yang telah dibaca guru.
Dalam keluarga dapat dilaksanakan seperti;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar